Saat merencanakan konstruksi hunian, penting untuk mengenal jenis-jenis atap rumah dan membuat estimasi biaya yang diperlukan.
Atap memegang peran penting dalam memberikan perlindungan bagi bangunan dan penghuni dari efek cuaca, seperti panas terik dan hujan.
Pemilihan atap juga idealnya mengutamakan bahan yang sesuai dengan iklim untuk menjamin kenyamanan. Mari kenali jenis-jenis atap untuk hunian dan biayanya.
Jenis-Jenis Atap Rumah
Berdasarkan materialnya, atap rumah dibedakan menjadi beberapa jenis. Masing-masing memiliki karakteristik dan rentang harga yang berbeda. Berikut beberapa jenis atap yang banyak digunakan untuk rumah:
1. Atap Tanah Liat
Jenis atap yang sangat umum digunakan masyarakat ini disebut juga sebagai genteng.
Proses pembuatan genteng melibatkan pencetakan, pengeringan, dan pembakaran tanah liat. Genteng termasuk jenis atap tradisional yang sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu.
Hingga sekarang Anda bisa menjumpai banyak rumah yang menggunakan genteng. Pasalnya, harga genteng sangat terjangkau, sekitar Rp2.500 per keping.
Genteng juga memiliki ketahanan tinggi dalam menghadapi cuaca sehingga bisa awet sampai puluhan tahun. Genteng juga termasuk jenis atap rumah anti panas karena mempunyai kemampuan isolasi termal yang baik.
Namun, mengingat bahan utamanya berupa tanah liat, genteng memiliki bobot yang berat. Hal ini menyebabkan perlunya pembuatan kerangka atap yang kuat dan kokoh.
Kekurangan lain dari genteng yaitu mudah retak dan rentan terkena lumut.
2. Atap Kaca
Salah satu jenis-jenis atap rumah yang umum pada hunian yaitu atap kaca. Penggunaan atap kaca biasanya terbatas untuk ruang atau bagian tertentu saja.
Umumnya penggunaan atap kaca bertujuan memberikan pencahayaan alami. Hal ini bermanfaat menghemat penggunaan lampu dan menjaga kelembaban ruang yang sehat.
Aplikasi atap kaca juga dapat menambah nilai estetika pada interior hunian, misalnya sebagai skylight.
Namun, pemasangan atap kaca bisa menghabiskan biaya yang lebih mahal karena perlu kehati-hatian ekstra.
Atap kaca juga rentan pada panas berlebihan dan bisa menyebabkan ruangan terasa panas.
Sehingga pemasangannya perlu pertimbangan yang baik. Saat ini tersedia opsi yang lebih tebal dan durable, yaitu kaca tempered.
Baca Juga: Proses Bangun Rumah Impian untuk Pertama Kali
3. Atap Galvalum
Atap galvalum merupakan jenis atap rumah baja ringan dengan lapisan aluminium, silikon, dan seng. Bentuknya berupa lembaran bergelombang, seperti atap seng atau asbes.
Material galvalum menawarkan daya tahan tinggi terhadap berbagai kondisi cuaca. Galvalum juga memiliki sifat anti karat sehingga lebih awet. Umur pemakaian atap galvalum dapat mencapai puluhan tahun.
Meskipun tebal dan kuat, atap galvalum bobotnya ringan sehingga membuat proses pemasangan lebih mudah.
Namun, jenis atap ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti cenderung menyerap panas dan tidak bisa meredam suara hujan.
Karena kekurangan tersebut, biasanya atap galvalum hanya digunakan untuk area outdoor, seperti carport.
4. Atap Keramik

Jenis atap keramik terbuat dari material yang sama dengan genteng, yaitu tanah liat. Namun, proses pembuatan jenis atap ini melibatkan finishing glazur. Sehingga menghasilkan tampilan akhir dengan permukaan glossy.
Selain menambah nilai estetika, proses finishing tersebut juga membuat atap keramik menjadi lebih kokoh dan awet.
Atap keramik tersedia dalam beragam pilihan warna. Atap keramik juga menawarkan ketahanan panas dan cuaca yang baik seperti halnya genteng.
Karena memiliki lapisan mengkilap, atap keramik lebih tahan dari jamur daripada genteng biasa.
Dari segi harga, atap keramik lebih mahal daripada genteng. Proses pemasangan atapnya juga cukup rumit.
5. Atap Sirap
Atap sirap termasuk contoh jenis atap rumah yang ramah lingkungan. Bahan pembuatan atap sirap berupa kayu ulin.
Biasanya, kayu ulin melalui pemrosesan hingga berbentuk lembaran heksagonal atau persegi panjang.
Kayu ulin mampu memberikan perlindungan yang baik terhadap panas dan dingin. Bahan ini juga menawarkan durabilitas tinggi, sehingga bisa bertahan hingga tiga puluh tahun. Penggunaan atap sirap memberikan tampilan etnik dan nuansa alami pada bangunan.
Namun, jenis atap yang berasal dari Kalimantan ini jarang digunakan. Salah satu alasannya adalah harga kayu ulin yang mahal. Atap sirap juga membutuhkan perawatan rutin supaya tidak rusak karena jamur dan rayap.
6. Atap Multiroof
Atap multiroof berupa lembaran metal ringan yang hadir dengan berbagai model. Jenis atap ini terbuat dari campuran beberapa logam, seperti besi, tembaga, seng, dan aluminium.
Atap multiroof biasanya memiliki coating tambahan sehingga memperkuat ketahanan terhadap karat. Namun, tingkat ketahanan terhadap tekanan atap multiroof kurang bagus.
Pemasangan atap multiroof bisa cukup mahal karena perlu tenaga profesional agar tidak mudah lepas. Harganya juga relatif mahal.
7. Atap Asbes
Jenis atap rumah asbes sering digunakan untuk hunian. Hal ini karena asbes memiliki bobot yang ringan sehingga memudahkan pemasangan. Pembuatan rangka atap juga cenderung lebih sederhana untuk atap asbes.
Asbes juga memiliki ketahanan yang baik terhadap panas, api, dan karat. Selain itu, harga atap asbes tergolong murah sehingga bisa menekan biaya pembangunan.
Dari segi desain, tampilan atap asbes kurang menarik. Pemasangan asbes juga perlu kehati-hatian ekstra karena material ini mudah pecah.
Sayangnya, penggunaan atap asbes memunculkan kekhawatiran karena dapat merugikan bagi kesehatan. Hal ini karena debu asbes bisa berbahaya bagi paru-paru.
Baca Juga: Cara Membangun Rumah dari Nol untuk Pemilik Rumah Baru
Estimasi Biaya Pemasangan Atap Rumah
Untuk menghitung estimasi biaya pemasangan atap rumah, Anda perlu menentukan dulu jenis atap yang ingin digunakan. Hal ini karena setiap jenis atap memiliki harga yang berbeda.
Jenis atap juga mempengaruhi struktur rangka dan biaya pembuatannya.
Sebagai contoh, untuk pembangunan atap dengan genteng dan rangka kayu, Anda perlu menghitung luas rumah terlebih dahulu. Kemudian tentukan bahan-bahan pembuatan rangka, seperti jenis kayu, reng, kaso, dan biaya tukang.
Misalnya, rumah berukuran 4 x 8 meter, biasanya menghabiskan biaya sekitar Rp3 juta untuk kuda-kuda rangka dan Rp2 juta untuk reng dan kaso.
Lanjutkan dengan menghitung kebutuhan genteng. Setiap 1 meter atap biasanya berisi 25 genteng. Maka total genteng yang Anda butuhkan adalah 4 x 8 x 25 = 800 keping.
Biaya pembelian genteng adalah jumlah total x harga per keping, yaitu 800 x Rp2.500 = Rp2.000.000.
Terakhir, Anda perlu menghitung biaya tukang dengan memperkirakan lama pengerjaan kemudian mengalikan dengan upah per hari.
Untuk jenis-jenis atap rumah tertentu biasanya sudah tersedia jasa pemasangan sehingga penghitungan biaya bisa lebih mudah.
Misalnya, biaya pasang atap baja ringan per meter yaitu mulai dari Rp80.000 per meter.
Baca Juga: Cara Mudah Menghitung Bahan Bangunan Sesuai Kebutuhan & Budget
Peluang Promosi Produk dalam Pameran Megabuild
Belakangan jenis-jenis atap rumah inovatif yang tidak menyebabkan hunian terasa panas dan ramah lingkungan semakin banyak diminati.
Megabuild Indonesia akan kembali menggelar pameran bahan bangunan, konstruksi, arsitektur dan desain interior. Ada ratusan brand lokal dan internasional berpartisipasi dalam event ini.
Pameran Megabuild juga sukses menarik ribuan pengunjung setiap tahun. Hal ini menjadikan pameran Megabuild cocok jadi tempat yang bagus untuk memperkenalkan produk Anda ke masyarakat Indonesia.
Segera daftarkan brand Anda atap rumah Anda untuk berpartisipasi sebagai Exhibitor Pameran Megabuild.
Selain pameran, ada banyak program menarik lain yang menanti dalam event ini. Cek info selengkapnya dari Instagram Megabuild atau LinkedIn Megabuild.