Sertifikasi arsitek atau SKK arsitek merupakan hal wajib bagi seorang arsitek di Indonesia. Sebagai salah satu persyaratan penting, sertifikasi tersebut merupakan bukti bahwa mereka terkualifikasi untuk menggeluti profesi ini.
Memang, ini menunjukkan menjadi arsitek bukanlah hal yang sembarangan. Pasalnya, tidak semua orang mampu merencanakan dan merancang bangunan dengan baik dan efektif.
Jadi, tidak mengherankan siapapun yang ingin menjadi arsitek pasti akan mencari bagaimana cara mendapatkan sertifikasi terkait. Begitu pula dengan berbagai syarat yang harus terpenuhi.
Anda baru tahu bahwa menjadi arsitek wajib mendapatkan dokumen berupa SKK (Sertifikat Kompetensi Kerja) ini?
Jangan khawatir! Artikel ini akan mengulas lebih rinci apa saja syarat dan cara mendapatkan sebuah sertifikasi agar bisa menjadi arsitek.
Mengapa Harus Mendapat Sertifikasi Arsitek?
Jadi, mengapa setiap arsitek harus mendapatkan sertifikasi. Sertifikasi tersebut berupa SKK arsitek atau lebih sering juga disebut SKA arsitek.
Dokumen ini merupakan sebuah bukti bahwa tenaga ahli konstruksi telah memenuhi syarat kompetensi. Spesifiknya, mereka telah mencapai standar sesuai keahlian, kefungsian, dan disiplin ilmu tersebut.
Menurut UU Nomor 18 Tahun 1999 terkait Jasa Konstruksi, setiap tenaga kerja konstruksi (baik pengawas dan perencana) wajib memiliki SKK atau SKA.
Jadi, siapapun yang telah mendapatkan SKK Arsitek telah terjamin mampu dan kompeten dalam hal-hal terkait arsitektur. Mulai dari finansial, administratif, hingga kualifikasi teknis.
Selain itu, dokumen ini memiliki tiga fungsi dan manfaat penting sebagai berikut:
- Sebagai bukti kompetensi dalam dunia arsitektur, khususnya merencanakan dan merancang bangunan.
- Menjamin perlindungan secara hukum pada pemilik proyek dan masyarakat apabila terjadi masalah pada proyek arsitektur.
- Menambah nilai profesionalisme bagi arsitek dalam menjalankan proyek pembangunan arsitektur.
Baca Juga: Biaya Jasa Arsitek, Berapa Sih Besarannya?
Syarat Sertifikasi Arsitek di Indonesia
Lantas, apa saja syarat untuk mendapatkan SKK arsitek di Indonesia? Berikut adalah beberapa hal yang wajib Anda siapkan untuk mendapatkan dokumen ini:
1. Syarat Administrasi
Menurut laman resmi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), terdapat beberapa syarat administratif yang wajib terpenuhi. Hal ini penting agar Anda dapat menjadi anggota sekaligus mendapatkan sertifikasi:
- Memiliki tanda bukti identitas diri (KTP).
- Pas foto terbaru.
- Fotocopy dokumen berupa ijazah tanda lulus pendidikan minimal sarjana Arsitektur atau setara.
- Mengisi lengkap formulir pendaftaran anggota IAI untuk Pengurus Nasional melalui Pengurus Provinsi sesuai domisili.
- Melampirkan keterangan riwayat hidup sejujur-jujurnya.
- Melampirkan Surat Pernyataan Taat Organisasi.
- Memberikan bukti pembayaran iuran anggota dan uang pangkal.
- Sudah mendapat rekomendasi dari Pengurus Provinsi sesuai domisili dan dua Anggota Professional yang telah kenal dekat.
- Bersedia mengikuti wawancara oleh pihak IAI.
2. Syarat Sesuai Tingkatan Arsitek
Selanjutnya, arsitek di Indonesia terbagi menjadi dua tingkatan, yakni Madya dan Utama. Keduanya memiliki syarat dan ketentuan kurang lebih sama dengan perbedaan tertentu secara spesifik.
Berikut adalah ketentuan untuk Arsitek Madya yang merupakan jabatan level 8 untuk strata S1, S2, atau pendidikan profesi:
- Memiliki pengalaman kerja selama minimal 12 tahun khusus pemohon dengan ijazah S1.
- Khusus pendidikan profesi, pemohon wajib memiliki pengalaman selama minimal 10 tahun.
- Untuk S2, tidak perlu pengalaman kerja. Tetapi jika memiliki pengalaman kerja akan lebih baik.
Sementara itu, berikut adalah ketentuan Sertifikasi Arsitek Utama, yakni pada level 9. Pemohon wajib memiliki ijazah S1, S2, S3, profesi, atau spesialis 2.
- Telah berpengalaman selama minimal 12 tahun bagi pemilik ijazah S1.
- Khusus pemilik ijazah profesi, pengalaman kerja setidaknya harus 10 tahun.
- Memiliki pengalaman kerja minimal 8 tahun untuk pemilik ijazah S2.
- Khusus pemohon dengan ijazah S3 atau pendidikan spesialis 2, tidak perlu memiliki pengalaman kerja. Tetapi akan lebih baik jika memilikinya.
Selain itu, ada juga sertifikasi untuk Arsitek Muda, yakni tingkatan di bawah Arsitek Madya dan Utama. Berikut adalah beberapa ketentuan yang harus terpenuhi:
- Minimal lulusan S1.
- Telah memiliki pengalaman kerja setidaknya 4 tahun.
Baca Juga: Autograph Tower, Gedung Tertinggi Terbaru di Indonesia
Cara Mendapatkan Sertifikasi Arsitek di Indonesia
Selanjutnya, bagaimana cara untuk mendapatkan SKK Arsitek di Indonesia? Berikut adalah beberapa langkah yang harus Anda lakukan:
- Penuhi dan lengkapi setiap persyaratan administrasi (termasuk ijazah, sertifikat pengalaman kerja, pelatihan, serta keahlian teknis).
- Mengisi formulir lengkap secara lengkap dan jujur. Formulir tersedia melalui laman LAI atau kantor setempat.
- Membayar biaya pengajuan sertifikasi.
- Melalui proses verifikasi dokumen. Verifikasi ini bisa mencakup pengecekan dokumen dan ujian sertifikasi arsitek.
- Menunggu hasil verifikasi.
- Jika lulus verifikasi, SKK Arsitek bisa terbit.
- Mendapatkan SKK Arsitek yang berlaku selama lima tahun sejak tanggal terbit.
Kompetensi Sertifikasi Arsitek

Pihak IAI telah menetapkan 13 butir kompetensi untuk memenuhi kualifikasi sertifikasi profesional arsitek di Indonesia. Berikut adalah setiap standar yang akan menjadi parameter kelulusan:
- Perancangan arsitektur
- Pengetahuan arsitektur
- Pengetahuan seni
- Perencanaan dan perancangan kota
- Hubungan antara manusia, bangunan, dan lingkungan
- Pengetahuan daya dukung lingkungan
- Peran arsitek di masyarakat
- Persiapan pekerjaan perancangan
- Pengertian masalah antar disiplin
- Pengetahuan fisik dan fisika bangunan
- Penerapan batasan anggaran dan peraturan bangunan
- Pengetahuan industri kontruksi dalam perencanaan
- Pengetahuan manajemen proyek
Biaya Sertifikasi Arsitek
Dalam pembahasan syarat dan cara mendapatkan SKK arsitek, Anda tentu harus membayar biaya tertentu. Biaya tersebut mencakup administrasi, ujian kompetensi, dan pemeriksaan dokumen.
Pada akhirnya, keseluruhan biaya ini bisa berbeda tergantung jenjang tingkatan arsitek yang Anda ajukan. Begitu pula dengan domisili Anad.
Umumnya, biaya untuk SKK Arsitek adalah kurang lebih 1,5 juta hingga 8 juta rupiah.
Baca Juga: Beragam Jenis Talang Air, Kamu Pilih yang Mana?
Faktor Permohonan Sertifikasi Arsitek Indonesia Tertolak
Terakhir, terdapat peluang bahwa Anda tidak bisa mendapatkan SKK Arsitek karena alasan atau faktor tertentu. Berikut adalah beberapa alasan atau faktor di balik penolakan pengajuan SKK arsitek yang sering terjadi:
1. Persyaratan Pendidikan Tidak Terpenuhi
Tentunya, salah satu syarat pemohon adalah menyelesaikan minimal S1 atau setara dalam bidang arsitektur. Jika hal ini saja tidak terpenuhi, bukan tidak mungkin permohonan SKK akan tertolak.
2. Tidak Memiliki Pengalaman Kerja yang Memadai
Dalam setiap tingkatan arsitek, terdapat syarat minimal pengalaman kerja. Misalnya, Arsitek Madya minimal 12 tahun untuk S1. Memang, permohonan akan tertolak jika pengalaman kerja tidak memenuhi batas minimal.
3. Persyaratan Kompetensi Tidak Terpenuhi
Selain kedua persyaratan tadi, pemohon harus membuktikan dirinya kompeten dalam bidang arsitektur dan konstruksi. Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, permohonan sertifikasi dapat ikut tertolak.
4. Dokumen Tidak Lengkap
Tentunya, setiap pemohon harus melengkapi dokumen yang dibutuhkan untuk lolos persyaratan administrasi. Jika ada satupun dokumen yang kurang, permohonan SKK Arsitek otomatis tertolak.
Ingin mengetahui lebih lanjut seputar Sertifikasi Arsitek? Anda bisa berpartisipasi dalam seminar & talkshow yang akan digelar di Pameran Bahan Bangunan & Arsitektur Megabuild Indonesia di Jakarta International Convention Center (JICC).
Tertarik untuk menjadi exhibitor untuk memamerkan produk bangunan terbaru dan inovatif Anda? Kunjungi laman resmi Megabuild Indonesia untuk melakukan booking!
Follow juga IG @megabuildindo dan LinkedIn Megabuild Indonesia untuk update lebih lanjut!